Putin Ingin Perluas Hubungan Bilateral antara Rusia dan Korea Utara
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tentang keinginannya memperluas hubungan antara Moskow dan Pyongyang, melaporkan. Putin telah mengirim surat kepada Kim Jong Un pada peringatan 77 tahun berakhirnya pendudukan Jepang di semenanjung Korea, kata kantor berita negara Korea Utara, KCNA. Hubungan yang dekat antara Rusia dan Korea Utara akan menjadi kepentingan kedua negara itu.
"Rusia dan Korea Utara akan terus memperluas hubungan bilateral yang komprehensif dan konstruktif dengan upaya bersama," tulis Putin. Putin menambahkan kerja sama ini akan memperkuat keamanan dan stabilitas semenanjung Korea dan kawasan Asia Timur Laut. Kim Jong Un juga mengirim surat kepada Putin yang mengatakan persahabatan Rusia Korea Utara telah terjalin dalam Perang Dunia II dengan kemenangan atas Jepang, yang telah menduduki semenanjung Korea dari tahun 1910 hingga 1945.
"Kerja sama, dukungan dan solidaritas strategis dan taktis antara kedua negara telah mencapai tingkat yang baru," tulis Kim Jong Un. Terutama dalam upaya untuk menggagalkan ancaman dan provokasi dari pasukan militer yang bermusuhan, lanjutnya. KCNA tidak mengidentifikasi kekuatan musuh, tetapi biasanya menggunakan istilah itu untuk merujuk pada Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Lebih lanjut, Kim Jong Un memperkirakan kerja sama antara Rusia dan Korea Utara akan tumbuh berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani pada 2019 ketika dia bertemu dengan Putin. Putin dan Kim Jong Un telah bertukar surat ketika keduanya menghadapi kecaman internasional. Kim Jong Un dikecam atas program nuklir dan rudal negaranya sementara Putin juga dikecam atas invasi Rusia ke Ukraina.
Dengan terisolasinya Rusia dan Korea Utara dari komunitas internasional, bukan tidak mungkin kedua pemimpin akan semakin dekat. Adapun dukungan Korea Utara terlihat pada bulan Juli, ketika Pyongyang mengakui dua "republik rakyat" yang memisahkan diri yang didukung Rusia di Ukraina timur sebagai negara merdeka. Para pejabat meningkatkan prospek pekerja Korea Utara dikirim ke daerah tersebut untuk membantu dalam konstruksi dan tenaga kerja lainnya.
Ukraina, yang menolak invasi Rusia yang digambarkan oleh Moskow sebagai "operasi militer khusus", segera memutuskan hubungan dengan Pyongyang atas tindakan tersebut.